Tagar BINTetapBersamaGanjar Melawan Presiden Jokowi

Nov 12, 2023

Dalam kurun waktu dua hari terakhir, muncul informasi di internal organisasi BIN bahwa instruksi dari pimpinan BIN adalah #BINTetapBersamaGanjar, meskipun itu mungkin berkonfrontasi dengan Presiden Jokowi. Sikap arogan dalam petunjuk tersebut menunjukkan bahwa Presiden Jokowi tidak dianggap sebagai satu-satunya klien, sebagaimana prinsip dasar eksistensi organisasi intelijen. Situasi ini mengejutkan dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan personel intelijen negara yang merasa bahwa arah organisasi semakin melenceng. Meskipun begitu, dapat dipastikan bahwa tidak ada anggota BIN yang akan memberikan pernyataan, karena mereka akan tetap menjaga rahasia sesuai dengan sumpah intelijen.

Informasi pokok dalam tulisan ini tampaknya bukan berasal dari anggota aktif BIN yang mematuhi prinsip rahasia dan akurasi, melainkan diduga berasal dari staf internal yang menikmati fasilitas dan wewenang berlebihan, bahkan melebihi anggota organik BIN.

Upaya pimpinan BIN untuk meyakinkan seluruh jajaran agar tetap mendukung Ganjar dianggap sebagai penyalahgunaan wewenang yang telah melampaui batas. Mayoritas komunitas intelijen berharap agar BIN dapat mengambil posisi netral, atau minimal jika ada analisis bahwa salah satu calon presiden dianggap terbaik untuk masa depan Indonesia, hal tersebut dilakukan secara sangat rahasia dan hati-hati untuk menghindari masalah kecerobohan dan kebocoran, yang sering terjadi sejak tahun 2016.

Jika informasi mengenai #BINTetapBersamaGanjar benar, maka terlihat bahwa BIN lebih loyal kepada Megawati (PDIP) daripada kepada Jokowi sebagai Presiden RI.

Bukti tambahan mendukung klaim #BINTetapBersamaGanjar melibatkan operasi relawan yang tidak terpercaya dan penggunaan baliho yang sebagian besar dikendalikan oleh BIN. Selain itu, operasi siber yang merugikan Prabowo Subianto (PS) dan Anies Baswedan (AB) juga terus aktif dengan menyebarkan narasi negatif terhadap keduanya dan memviralkan narasi dukungan untuk Ganjar Pranowo.

Presiden Jokowi, sebagai pengguna utama intelijen, mungkin merasa heran melihat pembantu-pembantunya yang tiba-tiba tidak hanya menolak untuk melaksanakan perintahnya, tetapi juga berusaha mengatur Presiden dan merusak citra Jokowi dengan narasi seperti Mahkamah Keluarga dan sejenisnya. Propaganda negatif yang menimpa Jokowi saat ini terlihat sebagai upaya serius untuk merusak popularitasnya, dengan harapan bahwa dampaknya tidak akan memengaruhi hasil pemilihan presiden 2024.

Langkah-langkah strategis yang diambil oleh BIN diharapkan akan terus menggerus popularitas Jokowi dan keluarganya, sehingga Jokowi menyadari siapa yang sebenarnya memegang kendali di negeri ini.

Namun, pertentangan antara BIN dan Jokowi menciptakan dinamika yang tidak masuk akal bagi dunia intelijen. Ini merupakan perkembangan yang sulit dijangka dan sulit dimengerti, bahkan melanggar sumpah intelijen. Ini menjadi catatan sejarah yang dapat dijadikan pelajaran bagi komunitas intelijen.

Saat ini, Presiden Jokowi menguji loyalitas para pendukungnya yang sungguh-sungguh setia kepada Presiden RI. Jokowi tidak menginginkan kekuasaan yang berlebihan, terutama dengan tuduhan menciptakan dinasti kekuasaan.

BIN seharusnya bersikap obyektif dan mendukung seluruh calon presiden untuk mempersiapkan diri menjadi pemimpin negara, sehingga tidak akan ada insiden pembangkangan intelijen terhadap Presiden.

Seperti halnya intelijen di negara maju, prinsip dasarnya adalah untuk tidak terlibat dalam urusan politik dan menghormati kompetisi yang adil antara para calon pemimpin negara. Namun, karena adanya hashtag #BINTetapBersamaGanjar, analisis dari Eyang Seno masih berlaku, yakni Ganjar dapat meraih kemenangan jika BIN tetap melaksanakan operasi intelijen politik.