Kader PKB Memaksa Penghentian Apel Salawat Kebangsaan Partai Pendukung Prabowo-Gibran di Jember.

Des 02, 2023

Video di media sosial menunjukkan acara salawatan yang dihentikan secara tiba-tiba saat ratusan jamaah hadir.

Pada Selasa malam (28/11/2023), di Desa Mayang, Kecamatan Mayang, Jember, acara salawatan dihadiri oleh Gus Fawaid, seorang politisi dari Partai Gerindra yang mendukung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai calon presiden dan wakil presiden. Acara itu berlangsung di rumah salah satu warga.

Acara apel salawat kebangsaan yang diadakan oleh Laskar Sholawat Nusantara (LSN) di gedung milik Hj Patrah dibubarkan oleh Adil Satria. Adil, yang merupakan kader dari Partai Kebangkitan Bangsa dan juga menantu dari pemilik gedung tempat acara berlangsung, menghentikan acara tersebut dengan memutus aliran listrik.

"Kami tidak mengkritisi acara salawatnya. Yang kami soroti adalah pembagian atribut kampanye yang terjadi di tengah kegiatan salawatan. Hal ini tidak sesuai dengan kesepakatan sebelumnya. Selain itu, kegiatan kampanye ini tidak ada pemberitahuan yang kami konfirmasikan ke panitia pengawas kecamatan," ungkap Adil Satria kepada para wartawan.

Adil juga mengucapkan permintaan maaf atas kehebohan yang terjadi setelah pembubaran acara salawatan. Menurutnya, pembubaran itu merupakan keputusan pribadinya dan tidak terkait dengan partai tempatnya bernaung, mengingat perannya sebagai wakil sekretaris DPC PKB Jember saat ini.

"Saya memohon maaf atas pembubaran acara salawatan sebelumnya. Mematikan lampu selama acara juga merupakan keputusan yang kurang bijaksana dan terjadi karena kurangnya komunikasi. Awalnya saya mengira acara hanya berkaitan dengan pengajian dan salawatan, namun ternyata ada calon legislatif yang hadir," jelasnya.

Reaksi dari Laskar Sholawat Nusantara (LSN) terhadap pembubaran acara apel salawat kebangsaan ini menimbulkan reaksi. Musaini, wakil ketua LSN Jember, menyebut bahwa tindakan pembubaran ini dianggap sebagai sabotase karena dilakukan oleh seseorang yang bukan merupakan pihak berwenang, seperti aparat kepolisian atau panitia pengawas kecamatan (panwascam).

Musaini mengungkapkan kekecewaannya pada Jumat malam (1/12/2023), menyebut tindakan pembubaran sebagai sabotase karena dilakukan oleh individu, bukan oleh pihak yang berwenang seperti panitia pengawas kecamatan (panwascam) atau aparat kepolisian. Ia juga mengecam bahwa pembubaran terjadi saat acara sedang berlangsung.

Musaini menjelaskan bahwa pihak penyelenggara telah memperoleh izin dari pemilik gedung dua hari sebelum pelaksanaan acara. Dia menyatakan, jika memang tidak diizinkan, mereka akan memahaminya. Namun, menghentikan acara di tengah-tengah dianggapnya tidak pantas secara etika dan dianggap sebagai bentuk penghinaan.

Musaini mengajukan permintaan kepada Adil Satria untuk secara terbuka meminta maaf kepada Laskar Sholawat Nusantara serta kepada Gus Fawaid, calon legislatif dari Partai Gerindra dan anggota DPRD Provinsi Jatim yang turut hadir saat acara tersebut dibubarkan.

Kami mengharapkan agar Adil Satria melakukan klarifikasi dan meminta maaf secara langsung kepada Gus Fawaid dan Laskar Sholawat Nusantara.