BIN Maju Terus Bersama Ganjar-Mahfud?Kenapa?

Nov 12, 2023

Berbeda dengan TNI dan Polri yang mempertahankan netralitas dan ketaatan pada Presiden RI, Badan Intelijen Negara (BIN) dipandang sebagai entitas yang sepenuhnya terlibat dalam politik dengan tujuan mendukung kemenangan pasangan Ganjar-Mahfud dan mengalahkan Prabowo-Gibran serta Anies-Muhaimin. Pernyataan ini tidak bersifat fitnah, melainkan merupakan fakta yang dapat diverifikasi langsung oleh pembaca dan rekan-rekan Blog I-I kepada pejabat tinggi intelijen di BIN. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya dalam analisis mengenai Baliho Ganjar dan #BINTetapBersamaGanjar, hingga tanggal penulisan artikel ini pada 29 Oktober 2024, BIN bahkan semakin intensif dalam menyosialisasikan Ganjar-Mahfud hingga tingkat desa dan RT/RW

Mengapa situasi ini dapat terjadi?

Pertama, sejak tahun 2016, BIN telah merencanakan perubahan besar dalam model operasionalnya dengan fokus utama pada pembesaran anggaran dan pengembangan struktur organisasi. Dengan menambah jumlah Deputi Operasional menjadi 10 (saat ini baru 9) dan meningkatkan jumlah personil hingga 6000-8000, BIN memiliki kapasitas untuk melaksanakan operasi intelijen politik dalam skala yang lebih besar, termasuk mendukung Ganjar-Mahfud.

Kedua, kesuksesan dalam pembengkakan anggaran sejak tahun 2016. Anggaran BIN meningkat secara signifikan dari Rp 1,8 triliun pada tahun 2014 menjadi Rp 10,3 triliun pada tahun 2023. Meskipun anggaran fantastis tersebut telah menciptakan beberapa masalah internal, seperti keterlambatan pembayaran tunjangan dan pemotongan dana operasional, BIN terus meningkatkan operasionalnya.

Ketiga, situasi organisasi BIN yang didominasi oleh prinsip kedekatan, nepotisme, setoran, dan jilatan Asal Bapak Senang (ABS). Karier di BIN lebih terkait dengan hubungan pribadi dan dukungan daripada kemampuan dan profesionalisme. Hal ini menciptakan lingkaran setan yang memanfaatkan kedekatan pribadi, nepotisme, setoran, dan kepatuhan sebagai kriteria utama dalam penghargaan, jabatan, dan dukungan dana.

Keempat, hubungan kerja yang bersifat Top-Down dan otoritarian dengan ancaman-ancaman dari atas ke bawah. Pendekatan ini telah meredam sikap kritis anggota BIN dan menghambat pencarian solusi operasional intelijen yang terbaik. Kritik yang bersifat konstruktif untuk meningkatkan efektivitas operasional seringkali diabaikan, dan ancaman dari pimpinan BIN menciptakan lingkungan yang kurang kondusif untuk kebebasan berekspresi dan inovasi.

Kelima, BIN dianggap memiliki kepentingan kuat dalam menjadikan Ganjar sebagai Presiden RI pada tahun 2024, sesuai dengan keinginan Bebeb Ayang PDI-P. Hal ini menjadi fokus utama Bebeb Rajawali, yang tampaknya tidak mempertimbangkan peran Pak Lurah dalam skenario tersebut dan bahkan bersiap untuk mengeliminasinya jika diperlukan.